: sd kala
Sutejo
Ceritaku adalah ceritamu. Masih ingatkan, ketika di surau itu kita mengeja alfabet anak-anak dengan canda. Sebutir airmatamu kupungut di serambi mushola sambil berkata, "Mengapa kau menangis?" Inikah cinta.
Mushala itu tempat belajar menulis ulang pelajaran sekolah yang tertinggal, ketika senja dan usai isya' tiba. Kita sering bercakap tentang bisikan aneh, nada jiwa anak-anak ingusan yang belum bergalung gadget. Bahagia sederhana kan?
Tak perlu kau jawab. Tersebab, kau telah di telaga permainan dengan dua anak dan seorang lelaki idaman. Meski ia tak kenal puisi, jangan sesali. Meski tak paham cerita, jangan kecewa. Bukankah kita masih bisa mengenang cerita dan puisi kita?
18.37
Tidak ada komentar:
Posting Komentar