Sutejo
Ponorogo Pos
Berawal dari penerbitan rekaman ceramah-ceramahnya tentang meditasi dalam bentuk buku pada tahun 1990, Anand Krishna lalu menjadi penulis buku yang sangat produktif. Hingga tahun ini telah 57 judul buku karya Anand dicetak, selain 7 judul buku audio dan 3 judul dalam bentuk VCD. Apabila dipukul rata selama 14 tahun, berarti setiap tahun ia dapat menulis sekitar empat judul buku! Meski demikian, ada tahun-tahun yang memperlihatkan ia memang sangat produktif seperti pada tahun 1999. Menurut Anand, tahun itu ia mampu menghasilkan 15 buku cetak dan audio.
Bagaimana hal itu dapat terjadi? Lelaki pengagum Soekarno itu menyebutkan bahwa hal ini dikarenakan oleh apa yang akan ditulisnya itu memang sudah lama menempel di kepalanya. Seluruh isi kepala yang menumpuk itu adalah buah dari ratusan buku yang telah dibaca sebelumnya dan tinggal dikeluarkan saja. “Kalau sedang menulis, rasa-rasanya seperti perempuan hendak melahirkan, tidak bisa ditahan-tahan lagi. Semuanya harus dikeluarkan segera,” katanya.
Selain itu, produktivitas dalam menulis juga terjadi karena ia punya cukup banyak waktu. Saat ini, praktis kegiatan utamanya adalah mengajar meditasi, baik di rumahnya, di daerah Sunter maupun di Ciawi, dan menulis. Waktu cukup banyak itu dimilikinya karena sudah se¬lama 16 tahun ia membiasakan diri hanya tidur selama empat jam dalam sehari dan selalu selektif dalam memilih undangan untuk menjadi pembicara.
Apa yang dapat diambil dari Anand Krishna? Uh, luar biasa. Pertama, menyediakan banyak waktu dengan manajemen meminimalisir kegiatan. Seringkali, memang, kita tidak baik dalam mengelola kegiatan. Prinsip proporsionalitas dan mendahulukan yang lebih penting belum dimanaj dengan baik. Amanat penting dari pengalaman Anand, dengan sendirinya, adalah bagaimana kita memiliki manajemen kegiatan sehingga tetap positif untuk fasilitasi pengembangan kepenulisan.
Kedua, penggalian endapan pikiran hasil pembacaan yang sudah ada dalam pikiran. Di samping kebiasaan membaca yang luar biasa, bagi Anand, proses pengendapan membaca tentunya terproses di bawah sadar sehingga kental di dalam pikiran. Untuk ini, penting dipikirkan oleh kita calon penulis agar bagaimana membiasakan membaca dalam kegiatan sehari-hari. Jika mungkin, menjadikan membaca sebagai makanan pokok yang penting untuk diciptakan setiap hari.
Ketiga, menulis membutuhkan waktu tak pernah kompromi dalam pelahirannya. Sampai-sampai, Anand menyebutnya menulis itu seperti proses melahirkan. Artinya, masalah waktu tentunya tidak bisa ditawar-tawar. Untuk itu, yang penting dipikirkan adalah bagaimana kita mampu menyediakan ”sepenuh waktu” bagi calon anak berupa orok tulisan. Dengan begitu, maka, proses persalinan pun dapat lancar dan mendapat fasilitasi yang lumayan.
Keempat, profesi apapun tampaknya tidaklah tabu untuk membudayakan kepenulisan. Bahkan, sebagaimana saya singgung dalam tulisan yang lain, hal itu dapat mampu meningkatkan kesuksesan di bidang profesi yang kita geluti. Anand Khrisna adalah contoh penting sukses di bidang trainer di samping bidang kepenulisan. 57 buku lahir sejak tahun 1999 adalah bukti empirik yang luar biasa. Bahkan dalam satu tahun (1999) dia mampu melahirkan 15 buku!
Bagaimana dengan Anda? Sukses menulis tentu tak terlepas dari kemampuan membaca. Entah, suatu waktu hasil membaca itu akan seperti ”orok yang masak”, yang tinggal menunggu waktu persalinan. Ok, selamat mengandung untuk melahirkan ”anak-anak” yang cerdas di masa depan!
***
Dijumput dari: http://sastra-indonesia.com/2010/03/anand-krishna-menulis-ibarat-melahirkan/
Minggu, 14 Oktober 2012
Anand Krishna: Menulis Ibarat Melahirkan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
Afifah W. Zhafira
Afifah Wahda Tyas Pramudita
Andry Deblenk
Anugerah Ronggowarsito
Apresiasi Prosa (Mencari Nilai. Memahami Fiksi)
Apresiasi Puisi (Memahami Isi Mengolah Hati)
Berita
Budaya
Cara Mudah PTK (Mencari Akar Sukses Belajar)
Catatan
Cerpen
Cover Buku
Djoko Saryono
Esai
Filsafat Ilmu
Gatra
Gerakan Literasi Nasional
Gufron Ali Ibrahim
Happy Susanto
Inspiring Writer (Rahasia Sukses Para Penulis Inspirasi untuk Calon Penulis)
Jurnalistik 2 (Kiat Menulis Resensi. Feature dan Komoditas Lainnya)
Jurnalistik Plus 1 (Kiat Merentas Media dengan Ceria)
Kajian Prosa (Kiat Menyisir Dunia Prosa)
Kajian Puisi (Teori dan Aplikasinya)
Karya Darma
Kasnadi
Kliping
Kompas
Literasi
Literasi Budaya
Majalah Dinamika PGRI
Makam Sunan Drajat
Masuki M. Astro
Memasak
Menemukan Profesi dengan Mahir Berbahasa
Menulis Kreatif (Kiat Cepat Menulis Puisi dan Cerpen)
Merdeka
Mesin Ketik
Metafora Kemahiran Menulis
Nur Wachid
Nurel Javissyarqi
Obrolan
Orasi Ilmiah
Ponorogo Pos
Prof Dr Soediro Satoto
Puisi
Radar Madiun
Resensi
S. Tedjo Kusumo
SMA 1 Badegan Ponorogo
STKIP PGRI Ponorogo
Sajak
Sapta Arif Nurwahyudin
Sekolah Literasi Gratis
Senarai Motivasi
Senarai Pemikiran Sutejo (Menyisir Untaian Kata. Menemukan Dawai Makna)
Seputar Ponorogo
Sidik Sunaryo
Soediro Satoto
Solopos
Sosiologi Sastra (Menguak Dimensionalitas Sosial dalam Sastra)
Spectrum Center
Stilistika (Teori. Aplikasi dan Alternatif Pembelajarannya)
Suara Karya
Sugiyanto
Sujarwoko
Sumarlam
SuperCamp HMP 2017
Surabaya Post
Surya
Sutejo
Suwardi Endraswara
Swadesi
Teknik Kreativitas Pembelajaran
Tengsoe Tjahjono
Tri Andhi S
Wisata
Workshop Entrepreneurship
Workshop Essay Budaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar