Sutejo
Ponorogo Pos
AL-Jahizh pernah berkata, “Barangsiapa yang ketika membeli buku tidak merasa lebih nikmat daripada saat membelanjakan hartanya untuk membeli hal-hal yang diinginkan; atau tidak melebihi ambisi para hartawan untuk membangun bangunan, maka sesungguhnya ia belum mencintai ilmu. Pembelajaannya tak akan bermanfaat hingga ia lebih mengutamakan membeli buku, seperti seorang Arab Badui yang lebih mengutamakan susu untuk kudanya daripada keluarganya. Hingga ia sangat berharap untuk memperoleh ilmu seperti halnya orang Arab tadi sangat mengharapkan kudanya.”
Maka dalam pernik lain kehidupan berbuku dan “berbaca ria”, Prof. Dr. Zakiah Darajat punya pendapat berbeda. Dia sering terdorong syahwatnya (penasaran) terhadap buku yang disembuyikan. “Pasti punya makna khusus,” katanya (Kompas, 23/10/2004, hal. 44). Kalau buku itu dibiarkan tergeletak, katanya, itu hal biasa. Kedua, pengalaman dia dalam membaca bersentuh dengan cerita remaja, ketika ia masih remaja, berkat buku yang disembunyikan tantenya. “Ada sesuatu yang mengendap dalam dirinya.” Ketiga, dalam pengalaman studinya di Cairo, Profesor ini lebih banyak bergumul dengan psikologi remaja (dan “hanya bidang ini yang beliau tekuni”) sampai kemudian dia membuka konsultasi psikologi remaja yang hingga kini sudah 30 judul buku yang lahir dari tangannya.
Apa yang menarik dapat dipetik dari pengalaman Zakiyah? Sebagaimana layaknya informasi lain, sesuatu yang disembunyikan justru makin memancing penasaran orang. Inilah, hikmah pertama-tama yang dapat dipetik. Hanya, masalahnya bagaimanakah menumbuhkan rasa penasaran ini pada kita? Remaja kita, misalnya. Analog dengan penasaran remaja ketika memasuki masa berpacaran, tentu, dapatlah dimaknai munculnya “kehausan” ingin tahu. Kalau terhadap cinta begitu haus, masalahnya kita seringkali tidak haus terhadap buku. Bukankah buku adalah makanan ruhani yang akan menyehatkan? Seperti halnya kita makan untuk kesehatan fisik.
Karena itu, pertama-tama yang menarik kita ambil adalah pentingnya kita menumbuhkan kehausan membaca. Saya sendiri, setiap hari –khususnya di waktu pagi sebelum berangkat kerja dan di jelang tidur telah terjangkiti penyakit haus ini selama berpuluh tahun–. Hasilnya, memang dalam teori hipnosis yang saya pelajari kemudian hal itu menguntungkan karena masuk wilayah gelombang alfa dan teta. Sebuah gelombang bawah sadar yang akan mewarnai 88% pengalaman hidup seseorang. Untuk ini, maka yang terpenting adalah bagaimana kita perlu menumbuhkan kehausan membaca dalam kehidupan kita sehingga berujung pada kehausan untuk berbagi. Berbagi dalam tradisi ilmu pengetahuan, satu diantaranya dengan menuliskannya. Dan inilah, ternyata, yang dilakukan ulama-ulama besar Islam dalam tradisi sejarah peradaban keilmuan –yang kini banyak ditinggalkan para ulama mutakhir–. Sebuah kerugian besar tentunya.
Pengalaman lain adalah bagaimana mengaitkannya dengan praktik kehidupan dan profesi. Pengalaman Zakiah ini, mengingatkan kita akan pentingnya menyatukan antara profesi dengan pembacaan. Konsultasi, bidang yang ditekuni, tentunya akan semakin bermakna ketika dihadapkan para persoalan praksis kehidupan psikologis problematis remaja kita. Dan inilah yang beliau lakukan. Hingga berujung lahirnya 30 judul buku –yang semuanya berkaitan dengan psikologi—ini mengingatkan amanah penting akan pentingnya refleksi tulis dalam penekunan profesi kita.
Andaikan guru-guru kita, agamawan kita, pejabat kita, usahawan kita, dll; melakukan hal yang sama tentu sebuah mimpi besar akan munculnya tradisi membaca dan menulis dalam kebudayaan Indonesia akan dekat dengan kenyataan. Mimpi, yang sampai sekarang seperti langit kehidupan yang baru diimpikan, dipandang, tetapi tidak tersentuh oleh tangan kehidupan kita. Permasalahannya, maukah kita berubah untuk berbenah dengan menjadikan pengalaman empirik Zakiah ini sebagai kritik kehidupan profesi kita?
Sebuah mimpi perubahan peradaban ke depan. Sebab, sebagaimana pesan Imam Abu Muhammad bin Hazim yang telah mengingatkan bahwa cara menegakkan pilar-pilar keilmuan diantaranya adalah memperbanyak koleksi buku. Setiap buku pasti memiliki manfaat, ia akan mendapatkan tambahan ilmu dari buku tersebut kapan pun diperlukan.
Mari kita bangun penasaran dan haus keilmuan dengan memperbanyak buku. Abu Muhammad melantunkan syair sebagai berikut. //Seorang mencela, engkau belanjakan untuk buku/ Semua harta yang kaumiliki/ Aku katakan biarkan aku/ Semoga dalam buku-buku itu aku dapatkan sebuah/ Buku uyang menunjukkiku/ Untuk mendapatkan buku dengan tanganku secara/ aman (tanpa celaan)//.
Buku, karena itu, seperti (akan akan senantiasa menjadi) kompas kehidupan.
***
Dijumput dari: http://sastra-indonesia.com/2009/08/berguru-menulis-pada-zakiah-darajat/
Minggu, 14 Oktober 2012
BERGURU MENULIS PADA ZAKIAH DARAJAT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
Afifah W. Zhafira
Afifah Wahda Tyas Pramudita
Andry Deblenk
Anugerah Ronggowarsito
Apresiasi Prosa (Mencari Nilai. Memahami Fiksi)
Apresiasi Puisi (Memahami Isi Mengolah Hati)
Berita
Budaya
Cara Mudah PTK (Mencari Akar Sukses Belajar)
Catatan
Cerpen
Cover Buku
Djoko Saryono
Esai
Filsafat Ilmu
Gatra
Gerakan Literasi Nasional
Gufron Ali Ibrahim
Happy Susanto
Inspiring Writer (Rahasia Sukses Para Penulis Inspirasi untuk Calon Penulis)
Jurnalistik 2 (Kiat Menulis Resensi. Feature dan Komoditas Lainnya)
Jurnalistik Plus 1 (Kiat Merentas Media dengan Ceria)
Kajian Prosa (Kiat Menyisir Dunia Prosa)
Kajian Puisi (Teori dan Aplikasinya)
Karya Darma
Kasnadi
Kliping
Kompas
Literasi
Literasi Budaya
Majalah Dinamika PGRI
Makam Sunan Drajat
Masuki M. Astro
Memasak
Menemukan Profesi dengan Mahir Berbahasa
Menulis Kreatif (Kiat Cepat Menulis Puisi dan Cerpen)
Merdeka
Mesin Ketik
Metafora Kemahiran Menulis
Nur Wachid
Nurel Javissyarqi
Obrolan
Orasi Ilmiah
Ponorogo Pos
Prof Dr Soediro Satoto
Puisi
Radar Madiun
Resensi
S. Tedjo Kusumo
SMA 1 Badegan Ponorogo
STKIP PGRI Ponorogo
Sajak
Sapta Arif Nurwahyudin
Sekolah Literasi Gratis
Senarai Motivasi
Senarai Pemikiran Sutejo (Menyisir Untaian Kata. Menemukan Dawai Makna)
Seputar Ponorogo
Sidik Sunaryo
Soediro Satoto
Solopos
Sosiologi Sastra (Menguak Dimensionalitas Sosial dalam Sastra)
Spectrum Center
Stilistika (Teori. Aplikasi dan Alternatif Pembelajarannya)
Suara Karya
Sugiyanto
Sujarwoko
Sumarlam
SuperCamp HMP 2017
Surabaya Post
Surya
Sutejo
Suwardi Endraswara
Swadesi
Teknik Kreativitas Pembelajaran
Tengsoe Tjahjono
Tri Andhi S
Wisata
Workshop Entrepreneurship
Workshop Essay Budaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar