Kamis, 28 Maret 2013

KERJA (CERDAS)

Sutejo
Seputar Ponorogo

Banyak orang bekerja tetapi hasilnya tidak optimal, mengapa? Jawabnya kerjalah dengan keras, cerdas, dan ikhlas. Wow.. Banyak orang bekerja keras, tetapi seringkali tidak cerdas, apalagi ikhlas. Nah, jika ingin sukses, maka kiat kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas ini merupakan trisula kesuksesan yang menarik untuk Anda coba.

Kerja keras artinya kita bekerja dengan (cenderung) menggunakan kekuatan fisik. Kerja cerdas, cenderung menggunakan pikiran dan otak secara strategis untuk mendapatkan hasil. Dan, kerja ikhlas hakikatnya bekerja dengan menggunakan hati. Bukankah fisik, pikir, dan hati; merupakan trisula kebahagian dan kesuksesan?

Kerja keras dalam konteks mutakhir tampaknya sudah mulai ditinggalkan. Sekarang, yang menjadi alternatif tentunya adalah kerja yang cerdas! Artinya, kerja yang menggunakan kekuatan potensi otak dan pikiran. Wah, jika Anda mengikuti kinerja keajaiban rezeki dalam konteks otak kanan, maka ini merupakan alternatif penting –yang tidak untuk dipikir secara logis—tetapi dipraktikkan dan diyakini dengan 1000 persen keyakinan.

Al-Quran mengajarkan misalnya dengan rumus sukses lewat manajemen sedekah, maka rumusnya, laksanakan dan yakini. Kecerdasan yang menggunakan otak kanan. Coba ingat dalam salah satu ayat di surat albaqarah, Tuhan menggunakan metafor begini: “Barangsiapa yang membelanjakan harta di jalan Allah, maka ia seumpana menanam sebiji benih, masing-masing biji bertangkai tujuh, dan masing-masing tangkainya berbuah seratus.”

Inilah hukum kali yang diajarkan Islam. Tidak usah dipikir, laksanakan. Energi alam nanti yang akan menuntun kita pada puncak kesuksesan. Sebab, ini sabda Tuhan. Masa Tuhan bohong pada apa yang dikatakan. Untuk inilah, maka jika Anda ingin sukses salah satu kecerdasan kerja kita pakai manajemen kecerdasan kerja otak kanan.

Tidak percaya? Coba aja, syaratnya ikuti dengan kerja ikhlas. Bagaimana kerja yang bersandarkan pada kelapangan hati, seperti keluasan segara yang siap menerima apa saja yang ia terima. Sekali pasang, sekali surut. Ikhlas saja.

Pasti, di situlah sumber kehidupan dan keberhasilan akan disua.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

Afifah W. Zhafira Afifah Wahda Tyas Pramudita Andry Deblenk Anugerah Ronggowarsito Apresiasi Prosa (Mencari Nilai. Memahami Fiksi) Apresiasi Puisi (Memahami Isi Mengolah Hati) Berita Budaya Cara Mudah PTK (Mencari Akar Sukses Belajar) Catatan Cerpen Cover Buku Djoko Saryono Esai Filsafat Ilmu Gatra Gerakan Literasi Nasional Gufron Ali Ibrahim Happy Susanto Inspiring Writer (Rahasia Sukses Para Penulis Inspirasi untuk Calon Penulis) Jurnalistik 2 (Kiat Menulis Resensi. Feature dan Komoditas Lainnya) Jurnalistik Plus 1 (Kiat Merentas Media dengan Ceria) Kajian Prosa (Kiat Menyisir Dunia Prosa) Kajian Puisi (Teori dan Aplikasinya) Karya Darma Kasnadi Kliping Kompas Literasi Literasi Budaya Majalah Dinamika PGRI Makam Sunan Drajat Masuki M. Astro Memasak Menemukan Profesi dengan Mahir Berbahasa Menulis Kreatif (Kiat Cepat Menulis Puisi dan Cerpen) Merdeka Mesin Ketik Metafora Kemahiran Menulis Nur Wachid Nurel Javissyarqi Obrolan Orasi Ilmiah Ponorogo Pos Prof Dr Soediro Satoto Puisi Radar Madiun Resensi S. Tedjo Kusumo Sajak Sapta Arif Nurwahyudin Sekolah Literasi Gratis Senarai Motivasi Senarai Pemikiran Sutejo (Menyisir Untaian Kata. Menemukan Dawai Makna) Seputar Ponorogo Sidik Sunaryo SMA 1 Badegan Ponorogo Soediro Satoto Solopos Sosiologi Sastra (Menguak Dimensionalitas Sosial dalam Sastra) Spectrum Center Stilistika (Teori. Aplikasi dan Alternatif Pembelajarannya) STKIP PGRI Ponorogo Suara Karya Sugiyanto Sujarwoko Sumarlam SuperCamp HMP 2017 Surabaya Post Surya Sutejo Suwardi Endraswara Swadesi Teknik Kreativitas Pembelajaran Tengsoe Tjahjono Tri Andhi S Wisata Workshop Entrepreneurship Workshop Essay Budaya

Sutejo, Sang Motivator

Maman S Mahayana, Sutejo, Kasnadi di Jakarta

Sutejo & Hamsad Rangkuti di Jakarta

Sutejo dan Danarto di Jakarta

Maman S Mahayana di STKIP PGRI Ponorogo