Seputar Ponorogo
Mengapa orang sukses lebih sedikit daripada orang gagal?
Jawaban praktis paling sederhana adalah orang sukses selalu optimis!
Sebaliknya, seringkali orang yang gagal karena terkungkung oleh pesimisme.
Orang optimis adalah orang yang berkeyakinan tinggi. Bedakan
kemudian dengan pesimis (orang yang tidak berpengharapan, orang yang tidak
punya keyakinan). Orang optimis akan selalu melihat kesulitan sebagai
kesempatan. Sebaliknya, orang pesimistis akan memandang setiap kesempatan
adalah kesulitan. Baik mana?
Saya punya cerita seperti ini. Beberapa tahun lalu, saya
melihat teman saya yang sangat potensial. Dua tahun lebih saya memotivasinya
untuk berkarya. Tetapi sama sekali belum berbuat. Sampai suatu waktu saya
katakan seperti ini, “Yen awakmu tetep kaya gitu, tak akan mendapatkan apa-apa!
Sementara, temanmu sudah jadi juara!”
Tahun itu juga dia penuh semangat berbuat tetapi di luar
pengetahuan saya. Sepertinya dia memendam dendam positif. Sampai suatu waktu,
dia diundang untuk final software
pembelajaran komputer pada tahun 2005. “Selamat! Anda telah mengawali dengan
sangat baik. Be success!” Begitu kata saya, ketika memasuki ruang laboratorium
komputer di mana ia berkreasi. Ada linang air mata kecil yang mengalir. Sebuah
ketulusan hati yang dahsyat, menggerakkan.
“Hati-hati, usaha optimal. Yakini bahwa Anda akan memetik
hasil yang terbaik.” Kata saya. Kemudian tangan kami bersalaman dengan ujung
jempol yang disatukan. Beberapa hari selanjutnya, dia dinobatkan menjadi yang
terbaik di Indonesia. Dia sms dengan syukur dan bangga. Aku haru membaca
ketulusannya. “Lanjutkan perjalanan ini,” balasku. Empat tahun berturut-turut
kemudian dia tak henti berkarya, dan selalu juara pertama.
Ada apa? Ada optimisme yang menggerakkan dirinya sehingga
meluap menjadi energi maha dahsyat yang tidak semua orang punya. Dia mampu
mematahkan kungkungan waktu. Melompat dari ketidakpercayaan diri. Kini, dia
membangun gedung optimisme baru.
Bukankah perjalanan 1000 km selalu diawali oleh langkah
pertama? Langkah pertama dengan arah dan tujuan yang benar. Inilah, optimisme
yang benar! Sebab, jika kita mengawali dengan arah yang salah misalnya, maka
perjalanan 1000 km pun tidak akan berarti apa-apa karena kita harus mengubah
arah kembali untuk sampai pada mimpi keberhasilan.
Bagaimana dengan Anda? Tidak ada rumus lain kecuali Anda
harus optimis. Optimisme adalah samurai hidup yang harus Anda hunus untuk
menaklukkan musuh kehidupan. Optimisme adalah etos yang melekat dengan jiwa tak
menyerah, bukan dada membusung dengan memandang enteng yang lain. Optimisme
adalah peluru seorang penembak jitu dalam membidik. Optimisme adalah bekal
seorang penempuh perjalanan hidup dengan kelindan keyakinan yang luber menjadi
energi getar dalam seluruh jemari. Bukan harapan menggantung tanpa gerak!
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar