Kamis, 28 Maret 2013

RESEP

Sutejo
Seputar Ponorogo

Beberapa waktu lalu, ketika mengisi diklat OSIS sebuah SMK, ada seorang peserta bertanya begini, “Bagaimanakah resep sukses sehingga menjadi seperti sekarang ini?” Hem, alhamdulillah. Jawabannya empirik tentu sangat empirik. Hakikat sukses adalah ketika seseorang mampu mengatasi keterbatasan dan masalah untuk menjadi kekuatan.

Begini, sesungguhnya hidup saya adalah sebuah akumulasi dari “dendam positif”. Pada masa SD dan SMP saya sering berenung, “Mengapa saya terlahir dari rahim seorang ibu yang buta huruf? Mengapa lahir dari keluarga miskin? Mengapa saya tidak bisa bertamasya sebagaimana teman-teman yang berkecukupan? Mengapa saya tidak dapat membeli buku-buku? Mengapa saya tidak dilahirkan dari orang besar, atau minimal orang kaya?”

Guratan dendam berkelindan sehingga memunculkan sebuah etos. Pertama-tama yang saya lakukan saat itu membaca. Saya membeli buku motivasi dan prestasi satu jilid, terus sampai 13 jilid. Harganya 2000, kemudian 3300, dan terakhir 4000. Di sela-sela membantu ibu jualan di pasar tradisional, saya membacanya, di atas karung beras, dan di semua tempat.

Ketahuilah pembaca, di situlah, tak terasa ada lompatan impian. Sekarang saya mengenalnya, pentingnya dream. Wow, ternyata itu mampu melipatgandakan semangat, etos keterampilan, dan keinginan yang bergelora luar biasa. Ketika kuliah pun saya berjualan tas plastik, emping melinjo, dan kertas bungkus. Di situlah mental dan etos kemandirian terbangun, tak sadar itu kemudian merasuk ke dalam segala gerak kreatif yang saya lakukan.

Doa dan restu orang tua menjadi samurai penggerak semuanya. Restu menjadi energi alam sementara doa menjadi perisai langit yang menjadi alat pengungkit sukses di masa depan. Mengisi seminar, menuai hasil dari penjualan buku, bisnis jasa motivasi dan kepenulisan, dan berbagai bentuk jasa lainnya. Menulis di koran dan memenangkan lomba dan sayembara kepenulisan tingkat nasional menjadi bukti dan energi penting yang mendorong semua kemudahan yang kini alir tanpa pernah terpikir sebelumnya.

Oke, selamat, dan sukses untuk pembaca. Salam super dan fantastik buat pembaca.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

Afifah W. Zhafira Afifah Wahda Tyas Pramudita Andry Deblenk Anugerah Ronggowarsito Apresiasi Prosa (Mencari Nilai. Memahami Fiksi) Apresiasi Puisi (Memahami Isi Mengolah Hati) Berita Budaya Cara Mudah PTK (Mencari Akar Sukses Belajar) Catatan Cerpen Cover Buku Djoko Saryono Esai Filsafat Ilmu Gatra Gerakan Literasi Nasional Gufron Ali Ibrahim Happy Susanto Inspiring Writer (Rahasia Sukses Para Penulis Inspirasi untuk Calon Penulis) Jurnalistik 2 (Kiat Menulis Resensi. Feature dan Komoditas Lainnya) Jurnalistik Plus 1 (Kiat Merentas Media dengan Ceria) Kajian Prosa (Kiat Menyisir Dunia Prosa) Kajian Puisi (Teori dan Aplikasinya) Karya Darma Kasnadi Kliping Kompas Literasi Literasi Budaya Majalah Dinamika PGRI Makam Sunan Drajat Masuki M. Astro Memasak Menemukan Profesi dengan Mahir Berbahasa Menulis Kreatif (Kiat Cepat Menulis Puisi dan Cerpen) Merdeka Mesin Ketik Metafora Kemahiran Menulis Nur Wachid Nurel Javissyarqi Obrolan Orasi Ilmiah Ponorogo Pos Prof Dr Soediro Satoto Puisi Radar Madiun Resensi S. Tedjo Kusumo Sajak Sapta Arif Nurwahyudin Sekolah Literasi Gratis Senarai Motivasi Senarai Pemikiran Sutejo (Menyisir Untaian Kata. Menemukan Dawai Makna) Seputar Ponorogo Sidik Sunaryo SMA 1 Badegan Ponorogo Soediro Satoto Solopos Sosiologi Sastra (Menguak Dimensionalitas Sosial dalam Sastra) Spectrum Center Stilistika (Teori. Aplikasi dan Alternatif Pembelajarannya) STKIP PGRI Ponorogo Suara Karya Sugiyanto Sujarwoko Sumarlam SuperCamp HMP 2017 Surabaya Post Surya Sutejo Suwardi Endraswara Swadesi Teknik Kreativitas Pembelajaran Tengsoe Tjahjono Tri Andhi S Wisata Workshop Entrepreneurship Workshop Essay Budaya

Sutejo, Sang Motivator

Maman S Mahayana, Sutejo, Kasnadi di Jakarta

Sutejo & Hamsad Rangkuti di Jakarta

Sutejo dan Danarto di Jakarta

Maman S Mahayana di STKIP PGRI Ponorogo