Aku, dalam sujudku tersembunyi nada asing meraung-raung selaksa pesawat yang menjemput terbang dalam kembara langit mengeja fragmen hidup menegupkan dada dan rasa.
Aku di jelma malam adalah kunang-kunang beterbangan mengitari malam hinggap dan lindap di balik daun berdzikir kecil tentang sia dan dosa bergayut di bawah daun menapaki galur di kerangkanya.
Aku bukan embun tetapi dingin yang memagut fajar untuk mengizinkanmu menikmati surga yang kauminta bersama doa matahari yang memeluk pagi dengan hangat jari-jarinya erat dan berat.
Kau aku adalah jari-jari dari jejari waktu yang harus kausujudi dengan tulus jiwa danbtetes airmata yang menjelma aksara cinta untuk kita baca bersama tartil selamanya untuk memanah langit dengan doa tertajam sekalipun.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar