Rabu, 03 Oktober 2018

Lelaki Belia

Cerpen: S. Tedjo Kusumo

Dia adalah anak lelaki yang lepas dari gendhongan. Tak terasuh oleh sutera lembut tangan ibu. Dia diasuh malam, juga gadset. Melihatnya, ada trenyuh yang dalam. Hingga ke dasar. Bayangkanlah, usia SMP kelas dua dia sudah menggauli pacar-pacarnya berganti. Sebuah sorot luka seorang ayah yang terhina karena dia disanjung ibu dengan harta. Ibunya TKW Hongkong.

Menemukan lelaki itu, aku menggeleng tak terhitung kali. Apalagi, sedikit pun tak ada sesal. Bahkan, aura dan aroma kebanggaan tergambar jelas dari sorot mata: menantang yang mengingatkan. Apalagi ia, seorang pendekar baru yang membutuhkan musuh-musuh tanding. Lelaki itu mencari musuh dengan keangkuhan yang menggenaskan.
Bagaimana mungkin, pemuda 15 tahun telah menjalani hidup layaknya suami isteri atas nama cinta. Pacaran. Dia begitu gampangnya memutus dan mencari baru. Lelaki belia dengan motor istimewa untuk ukuran desa. Motor sport kisaran harga 40-an juta. Teringat lelaki itu, aku pusing. Apalagi, para gurunya sama sekali tak tahu apa yang dilakukannya.
Ketika kutunjukkan indikasi mencurigakan, salah seorang guru justru tersinggung. "Jangan gampang menuduh, Pak. Jangan suudzon." Timpalnya ketika aku bercerita tentang kemungkinan apa yang menimpa lelaki belia itu. Hidupnya diasuh malam. Teman kopi, rokok, gorengan, bir, sesekali putihan. Namanya beragama tetapi lakunya --tentu jauh dari impian agama--.
Malam adalah guru dan sahabatnya. Rambut ada sulak merah, meski tak banyak. Dia mengelana dari warung yang satu ke warung lainnya. Dari angkringan yang satu ke lainnya. Pada malam tertentu, akunya, dia ke warung remang ketika sang pacar tak bisa diajak keluar malam. Bahkan punya pacar lebih dari satu menjadi kebiasaannya.
Lelaki belia itu menantang matahari. Menjaring matahari. (*)
(bersambung)
22.58

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

Afifah W. Zhafira Afifah Wahda Tyas Pramudita Andry Deblenk Anugerah Ronggowarsito Apresiasi Prosa (Mencari Nilai. Memahami Fiksi) Apresiasi Puisi (Memahami Isi Mengolah Hati) Berita Budaya Cara Mudah PTK (Mencari Akar Sukses Belajar) Catatan Cerpen Cover Buku Djoko Saryono Esai Filsafat Ilmu Gatra Gerakan Literasi Nasional Gufron Ali Ibrahim Happy Susanto Inspiring Writer (Rahasia Sukses Para Penulis Inspirasi untuk Calon Penulis) Jurnalistik 2 (Kiat Menulis Resensi. Feature dan Komoditas Lainnya) Jurnalistik Plus 1 (Kiat Merentas Media dengan Ceria) Kajian Prosa (Kiat Menyisir Dunia Prosa) Kajian Puisi (Teori dan Aplikasinya) Karya Darma Kasnadi Kliping Kompas Literasi Literasi Budaya Majalah Dinamika PGRI Makam Sunan Drajat Masuki M. Astro Memasak Menemukan Profesi dengan Mahir Berbahasa Menulis Kreatif (Kiat Cepat Menulis Puisi dan Cerpen) Merdeka Mesin Ketik Metafora Kemahiran Menulis Nur Wachid Nurel Javissyarqi Obrolan Orasi Ilmiah Ponorogo Pos Prof Dr Soediro Satoto Puisi Radar Madiun Resensi S. Tedjo Kusumo SMA 1 Badegan Ponorogo STKIP PGRI Ponorogo Sajak Sapta Arif Nurwahyudin Sekolah Literasi Gratis Senarai Motivasi Senarai Pemikiran Sutejo (Menyisir Untaian Kata. Menemukan Dawai Makna) Seputar Ponorogo Sidik Sunaryo Soediro Satoto Solopos Sosiologi Sastra (Menguak Dimensionalitas Sosial dalam Sastra) Spectrum Center Stilistika (Teori. Aplikasi dan Alternatif Pembelajarannya) Suara Karya Sugiyanto Sujarwoko Sumarlam SuperCamp HMP 2017 Surabaya Post Surya Sutejo Suwardi Endraswara Swadesi Teknik Kreativitas Pembelajaran Tengsoe Tjahjono Tri Andhi S Wisata Workshop Entrepreneurship Workshop Essay Budaya

Sutejo, Sang Motivator

Maman S Mahayana, Sutejo, Kasnadi di Jakarta

Sutejo & Hamsad Rangkuti di Jakarta

Sutejo dan Danarto di Jakarta

Maman S Mahayana di STKIP PGRI Ponorogo