Seputar Ponorogo
Orang seringkali tidak bisa menerima perubahan, entah itu perubahan positif atau negatif. Dalam profesi apa pun, perubahan selalu mendapat tantangan. Terlebih jika perubahan itu menuntut kedisiplinan dan etos kerja yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Kita tidak bisa mengubah seseorang tanpa mengubah pola
pikirnya. Di sinilah problem mengapa perubahan di masyarakat kita ke arah
positif lebih lambat daripada yang negatif. Perubahan positif membutuhkan
pengorbanan, komitmen, dan etos kerja yang lebih.
Sementara, bawah sadar masyarakat kita adalah pemalas, tapi
impiannya kaya finansial. Hidup yang tidak diperjuangkan tidak layak dijalani,
begitulah pesan arif bijaksana. Perubahan positif dengan sendirinya membutuhkan
perjuangan.
Guru misalnya, tidak jarang henti belajar. Parahnya,
kemudian, dia tasbihkan diri sebagai guru senior. Wow.. seringkali guru tidak
menyadari jika dirinya adalah inspirasi dari mutiara didiknya. Mesin perubahan
yang akan mengubah peradaban.
Untuk inilah, maka ayo berubah para guru. Berubah dalam
mengajar dan mengubah paradigma pembelajaran! 25 tahun lalu, saya masih
menerima teori belajar itu seperti memasukkan air dalam sebotol kosong.
Sekarang, belajar adalah menyeberangi sungai, menembus belantara, dan
mengarungi samudera.
Belajar bukan menerima. Belajar adalah menghadapi masalah
untuk dipecahkan. Oke. Jika perubahan paradigma para guru terjadi, pasti
kebudayaan dan kehidupan akan jauh lebih baik. Bukan seperti sekarang,
perubahan negatif begitu gampang kita lihat dalam tatap pandang. Perubahan
positif sering hanya dalam perbincangan dan gunjingan.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar