Cerpen: S. Tedjo Kusumo
Tubuh lelaki itu atletis, tinggi besar, gagah, dan segar wajahnya. Bibirnya selalu tersenyum. Rambut lurus, selalu pendek, dan rapi. Apalagi ia seorang pendekar perguruan yang disegani di desanya. Di situlah, bermuara harapan para gadis, tapi di situ pulalah petaka neraka para wanita. Dia seperti memasang panah mematikan kepada para gadis yang mendekatinya, yang didekatinya.
Jika fisiknya selalu menggoda, maka imajinasi apakah yang tercipta saat perempuan jatuh dalam permainannya. Ibarat sepakbola, ia adalah pemain lincah sekelas Neimar, dribling bolanya mematikan. Mengawalnya, sia-sia. Permainannya semakin sempurna, karena dia bersama klub berkelas macam Barcelona. Dia memainkan sepakbola cinta dengan permainan khas tiki-taka. Siapa yang tak terluka melawan permainannya? Hanya satu dua tim yang bisa memahamu betapa berbahayanya Neimar bermain. Lelaki itu adalah Neimar cinta dalam permainan yang mengagumkan.
Kadang menjengkelkan dengan melakukan diving cinta di kotak pinalti. Pura-pura untuk mendapatkan keuntungan hingga berbuah pinalti cinta. Hem. Lelaki dengan seribu anak panah di dadanya. Busurnya adalah mental rekreasinya untuk melepaskan di waktu yam btepat, sasaran yang nikmat. Lekaki petualang yang menabung api untuk membakar tubuhnya nanti. Nanti di dunia, di tengah waktu, atau di ujung waktu. Terlebih, waktu akherat mencatat dengan khikmad. Lelaki itu lupa, jika hidup hanya soal lelaku darma atau karma.
***
***
Bersambung
06.58
06.58
Tidak ada komentar:
Posting Komentar