:status buat yang menggugat jalan kebaikan
Sutejo
Sungguh, kita tahu bahwa ia itu rahasia kenapa tak kaucari jalan rahasianya? Sebab, tak ada sesungguhnya rahasia dalam hidup: semua berumus. Orang yang baik, berjodoh dengan yang baik. Orang yang tidak baik, akan berjodoh dengan yang tidak. Hehe. Saya sering diprotes oleh pesan ajaran agama ini. Saya jawab begini:
Pada saat dipertemukan hakikatnya seperti pesan agama itu, hanya kita yang tidak istikomah, akhirnya berubah. Maksudnya bagaimana? Mengapa, mereka yang awalnya tidak baik, nasabnya kurang baik, tidak baik, kemudian berjodoh dengan orang baik? Karena keyakinan jadilah keduanya baik. Ini pikiram positif, dan saat "bertemunya", keduanya berkeadaan baik. Hem. Bingung? Semoga tidak.
Sementara, ada yang awalnya baik, keluarga dan nasab baik, orangnya baik, berjodoh dengan orang tidak baik? Pada saat bertemu, "keduanya dalam keadaan" tidak baik. Karena kebaikan bukan sesuatu yang tetap, naik turun seperti gelombang laut. Tugas kita menyakini tentang dalil itu, merawat, memerjuangkan dengan istikomah kan?
Hati hati dengan persepsi berikut: aku terkutuk, orang tidak baik, keluarga tidak baik, jodoh tidak baik, maka biarlah aku jadi orang tidak baik. Pernahkah kita tidak menyadari dalam hidup --saat sendiri dan sepi-- akan perbuatan yang kita lakukan, kemudian diam-diam hati kecil kita mengakui tentang perbuatan itu? Pasti. Tentang baik dan buruk?
Tapi, kita sibuk cari pembenar atas ketidakbaikan itu. Bukan bergerak atas cahaya kesadaran yang berkedip di balik kegelapan. Itulah hakikatnya, kita tak menyakini cahaya Tuhan yang dihinggapkan, tak bergerak, sebaliknya menyerah bersama "ketidakbaikan". Karena yang satu ini sering menggoda kenikmatannya.
Maka, yang sering kita lupa adalah: (1) jalan menuju kebaikan, (2) bahkan melupakan jalan kebaikan, dan (3) tidak istikomah mencari dan bergerak di jalan kebaikan. Ingat. Semuanya adalah samudera. Gelombang. Kadang pasang, kadang surut. Di mana gerak perahu kebaikan bermula dan berakhir? Hanya orang yang istikomah yang berhingga di tujuan.
Jodohmu adalah yang terbaik dalam kejujuran keberadaan, titik temu ajaib, dan istikomah di jalan kebaikan akan jadi mutiara hidup dalam pendakian. Semua berjuang untuk jalan kebaikan.
Pengkhianat di "jalan kebaikan" pasti ada, lupakan, maafkan, doakan. Tersebab, Alam telah mencatat dengan hukum terbaiknya: Hukum Keseimbangan Perbuatan. Bandul Darma dan Karma. Salam jodohmu, wahai sahabatku.
18.27
Tidak ada komentar:
Posting Komentar