Sutejo
Anda mungkin tertawa membaca judul itu. Tapi renungkan sejenak? Mungkinkah? Tak mungkin itu benar. Mungkin, bisa jadi benar. Seorang teman mengeluh kepada saya, dia merasakan jodoh hidupnya tertukar. Kita sudah bicara dari banyak sudut, tetapi ia menyakini begitu. Hingga ia memilih perceraian sebagai bentuk keyakinan dari jodoh yang tertukar. Sampai sekarang, dia belum temukan, apa yang ia yakini sebagai jodoh. Lalu?
Baginya, cinta dan perkawinan begitu rumit dan tak menggairahkan. Berburu kekurangan dan memulainya dengan cara yang salah. Hem. Saya pikir, "Tuhan tak akan salah mempertemukan. Kita yang sering egois dan kurang belajar dari kesalahan."
Sebab, jodoh memang misteri. Perbedaan bukan musuhnya jodoh. Kesamaan pun belum tentu sahabatnya jodoh. Selama cara dan metode memahami, menjalani, dan menikmatinya, salah.
Keunikan dalam berjodoh adalah samudera tempat perahu pengakuan yang nyaman. Mengalir dalam keyakinan. Menyelam dalam lautan kekurangan.
Mohon maafkan status ini, jika kurang berkenan. Khususnya, penulisnya. Sekadar belajar berenung dan merefleksi.
23.10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar