Sutejo
Jika boleh bertanya, meskipun kau tak pernah bertanya, "Apakah kamu bahagia, Dik?"
Sering aku bertanya dan kau tak pernah bertanya, "Apakah kau mencintaiku, Dik?" Tak pernah pula kau menjawab pertanyaanku.
Seperti dalam lakon drama Riantiarno, "Masih Adakah Cinta Di Antara Kita?" Yang terakhir ini pun, kau tak pernah bertanya, meskipun aku bertanya dan kau tak pernah menjawab pertanyaanku.
Aku tahu kemudian, cinta memang bukan kata-kata, dan hakikat cinta pun bukan kata cinta. Kau ajari aku belajar cinta hanya dengan satu kata, "Percaya." Titik.
Aku buat puisi, kau tak mengerti. Aku menulis cerita, kau tak suka membacanya. Aku menulis buku, kau hanya menata. Maka dengan apa lagi aku bicara cinta ketika pertanyaan tak berjawab, puisi tak dimengerti, cerita tak kau suka, buku hanya kau tata. Hem.
Maka, kita hanya mengalir serupa sungai. Bergelombang tenang seumpama samudera. Berdiri selaksa gunung. Ini saja. Aku pun tak berharap, kau baca, mengerti atau tidak. Aku menuliskannya dengan tinta langit.
Biar dibaca makhluk di dunia wingit.
21.47
Tidak ada komentar:
Posting Komentar