Sutejo
Saya membaca dua status guru spiritualutas, buya Husein Muhammad (a) Munajat Ali Zainal Abidin al-Sajjad (cicit Nabi Muhammad SAW) dan (b) hakikat moralitas tertinggi adalah cinta. Sungguh, sangat menggetarkan, mendebarkan, dan mengharukan. Menyadarkan.
Inilah doa cicit Rasulullah itu:
Tuhanku,
Jika saja Engkau tiada memuliakan
kecuali mereka yang setia dan tulus mengabdi kepada-Mu
Kepada siapa pendosa yang lalai memohon selamat
Ketika dia tenggelam dalam lautan dosa
Jika saja Engkau tiada memuliakan
kecuali mereka yang setia dan tulus mengabdi kepada-Mu
Kepada siapa pendosa yang lalai memohon selamat
Ketika dia tenggelam dalam lautan dosa
Tuhanku
Jika Engkau tiada menyayangi
Kecuali mereka yang taat kepada-Mu
Siapakah yang akan menyayangi
Orang yang durhaka kepada-Mu
Jika Engkau tiada menyayangi
Kecuali mereka yang taat kepada-Mu
Siapakah yang akan menyayangi
Orang yang durhaka kepada-Mu
Jika Engkau tiada menerima
Kecuali mereka yang mematuhi perintah-Mu
Siapa lagikah yang akan menerima Orang-orang yang durhaka kepada-Mu
Kecuali mereka yang mematuhi perintah-Mu
Siapa lagikah yang akan menerima Orang-orang yang durhaka kepada-Mu
***
Bukankah hakikat cinta (rahman Tuhan) tak terbatas? Bagaimana kita bisa belajar cinta hakiki Tuhan. Doa cicit Rasulullah itu, sungguh adalah jeritan di satu sisi tetapi juga gambaran luasnya cinta Tuhan. Karena itu, barangkali penting agar kita tidak terlambat menerima uluran cinta lewat umatNya, --yang belajar tak pernah sempurna tentang cinta.
"Tidak ada kode moral tertinggi kecuali cinta. Meskipun banyak prinsip moral, akan tetapi dasar utamanya adalah cinta. Cintalah yang melahirkan harapan, kesabaran, ketabahan, kemudahan, dan semua moral yang baik." begitulah aforisme buya Husein Muhammad yang impresif dan menyadarkan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar